Ilustrasi (Ist.) Jakarta
- Ketika Februari lalu, saat Google sedang berusaha menggolkan proses
akuisisi terhadap Motorola Mobility, muncul isu bahwa Android di masa
mendatang tidak lagi open source. Isu ini semakin santer di media
tatkala CEO Hewlett Packard (HP), Meg Whitman, mengungkapkan hal
tersebut di depan publik dalam konferensi HP Global Partner di Las
Vegas, Amerika Serikat.
Isu Android tidak lagi open source juga
sempat terdengar tahun lalu ketika Google tak juga merilis source code
Honeycomb. Banyak media menyebut bahwa tak dirilisnya source code
Honeycomb adalah salah satu indikator bahwa Google akan menggunakan
kekuasaannya untuk mengatur bagaimana Android digunakan di masa
mendatang.
Berbeda dengan Apple yang menjual iOS berikut dengan
hardware, baik berupa iPhone maupun iPad, Google tidak menjual Android.
Yang dilakukan oleh Google sejak awal adalah merilis source code Android
ke publik, mengijinkan siapa saja untuk membuat Android versi mereka
sendiri dan kemudian menjualnya bersama handset.
Sebagaimana
proyek open source lain, dari luar Android bagi Google tampaknya hanya
proyek senang-senang yang tidak ada untungnya. Tetapi sesungguhnya dari
setiap handset yang terjual -– milik siapapun dari Samsung, HTC, maupun
Motorola -- Google telah mendapatkan keuntungan yang tak sedikit.
Jika
memiliki telepon pintar Android, satu fitur yang pasti Anda gunakan
adalah pencarian. Baik pencarian yang diketik dengan keyboard,
memanfaatkan fitur voice recognition, maupun menggunakan tulisan tangan
-- yang baru dirilis beberapa hari lalu -- semuanya memanfaatkan
teknologi yang dimiliki oleh Google.
Tidak hanya hasil
pencarian, melainkan juga sejak dimulainya merekam suara ataupun
mencoretkan karakter di layar setiap handset Android sesungguhnya telah
menjadi bagian dari membantu kelangsungan hidup Google.
Hal lain
yang pasti ada dalam setiap handset Android adalah Google account.
Dimulai dari saat registrasi handset ketika pertama kali dinyalakan,
GMail, Google Translate, Google Maps, Drive, Google Play, hingga Google+
dan YouTube.
Semua fasilitas ini diberikan ke pengguna secara
cuma-cuma oleh Google. Namun, hal ini memiliki hanya satu tujuan yaitu
dalam rangka agar layanan miliknya terjamin memiliki pengguna.
Android
bagi pengguna adalah Google dalam genggaman. Email akan tersinkronisasi
dan diakses dengan mudah. Dokumen dapat dibuka, edit, simpan maupun
hapus via Drive. Mendengarkan musik, membeli film, aplikasi, buku maupun
device dapat dilakukan dalam Play Store.
Foto yang diambil
dengan handset pun dapat langsung diunggah ke Google+ photo tanpa proses
yang bertele-tele. Demikian pula dengan melacak halaman situs yang
telah dibuka di komputer melalui Chrome for Android maupun sebaliknya.
Semuanya dapat dilakukan dengan sangat mudah karena ketersediaan akun
Google dalam Android.
Google, seperti halnya dengan Facebook
ataupun Yahoo! adalah perusahaan yang hidupnya dari layanan. Adalah
hasil pencarian, penggunaan Google Plus, aktivasi Android, dan
penggunaan email maupun iklan lah yang membuat Google terus berkembang
dan menjadi besar.
Android adalah alat yang dibuat Google untuk
menjadikan semua layanan miliknya menjadi semakin digunakan oleh siapa
saja. Manfaat yang sama juga dirasakan pengguna, mereka yang memiliki
'keterikatan' dengan Google dapat dengan mudah melakukan segalanya cukup
dari genggaman tangan.
Dengan membuat Android menjadi open
source dan dapat dipakai dan/atau dimodifikasi oleh semua vendor
hardware handset di seluruh dunia, Google telah membangun sebuah
ekosistem sendiri yang cukup besar sehingga tidak mudah untuk
diruntuhkan.
Sebuah ekosistem yang dibangun dengan bantuan
vendor hardware, provider telepon, developer dari seluruh dunia dengan
pencapaian angka 900 ribu aktivasi setiap harinya. Semuanya bisa dicapai
cukup dengan membuat Android menjadi sebuah produk open source.
Dengan
merujuk kepada semua itu tadi wacana Android akan menjadi sebuah produk
closed source rasanya tidak lagi beralasan. Dan kembali ke pertanyaan
sampai kapan Android akan open source?
Merujuk pada perjanjian
yang dibuat antara Google dengan pemerintah China ketika proses akuisisi
Motorola Mobility, jawabnya adalah paling sedikit lima tahun ke depan.
Tapi dengan semua alasan di atas, jawabannya adalah -- kemungkinan besar
-- selamanya.
Minggu, 21 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar