Ditunjang dengan parasnya yang menawan, Marissa menjadi cepat terkenal dan disegani. Terlebih lagi, dia memang punya kemampuan dan kepandaian sehingga melesatkan posisinya.
Berikut perjalanan hidup wanita yang sedang hamil ini yang mungkin bisa dijadikan inspirasi, seperti dikutip detikINET dari berbagai sumber.
1. Ingin menjadi dokter
Sang ayah bekerja sebagai insinyur dan ibunya seorang guru seni. Sang ibu senang mendandani interior rumah, dengan latar belakang putih bersih. Hal ini turut mempengaruhi diri Marissa yang menjadi senang dengan desain minimalis.
Orang tua Marissa mendidik anaknya dengan disiplin. Sejak kecil, Marissa sudah mengikuti berbagai macam les termasuk ski es, ballet, piano, berenang dan memasak.
Marissa menyatakan bahwa sewaktu muda, ia bercita-cita menjadi dokter. Dia pernah menulis program sederhana tentang medis di komputer sekolah.
"Aku membuat keputusan bahwa aku akan menjadi seorang dokter saraf yang di samping praktek juga mengajar," katanya. Ia mencanangkan cita-cita tersebut saat berusia 12 tahun.
2. Jadi kasir supermarket
Tim debat yang diikutinya pernah memenangkan lomba di negara bagian. Selain aktif di organisasi sekolah, Mayer juga masih hobi main piano dan menari balet.
Sifatnya yang suka bekerja keras sudah tampak ketika Marissa memutuskan bekerja paruh waktu sebagai kasir supermarket. Dia cepat belajar dan ingin bekerja dengan baik, terutama dalam menggingat kode barang yang dibeli pembeli.
"Semakin banyak yang bisa Anda ingat, semakin baik Anda," ucapnya. Memang selain bekerja keras, Marissa juga suka bersaing sehingga dia mengaku ingin bekerja lebih baik dari kasir lainnya di toko tersebut.
3. Gemar teknologi
Di universitas, Marissa mulai menyadari minatnya di bidang teknologi. "Minggu pertama di universitas aku membeli sebuah komputer dan itu adalah komputer pertamaku. Aku masih diajari bagaimana menghidupkan dan mematikannya," ujarnya.
"Aku memang amat ingin jadi dokter, sampai tahun awal kuliah ketika aku sadar meski aku bagus juga di kimia dan biologi, aku tak merasa tertantang. Lalu aku kursus ilmu komputer dan aku sadar bahwa tiap hari ada masalah baru dan Anda harus memecahkannya, bagaimana untuk mengembangkan algoritma untuk menyelesaikan sesuatu yang belum pernah dikerjakan. Kurasa itu sangat menarik secara intelektual," katanya.
Marissa akhirnya berhasil lulus dengan gelar Bachelor of Science di program studi symbolic Systems. Kemudian lulus lagi dengan menggondol gelar Master of Science di bidang ilmu komputer di Stanford.
Begitu lulus, dia langsung mendapat 14 tawaran pekerjaan. Akhirnya dengan berbagai macam pertimbangan, dia memutuskan bergabung ke Google.
4. Gabung Google
"Kami punya 7 teknisi dan semuanya laki-laki. Namun kami berpikir banyak tentang bagaimana kami akan memulai perusahaan ini dan kami tahu bahwa organisasi akan bekerja lebih baik jika ada keseimbangan gender," kata Marissa menirukan pernyataan Larry Page ketika mewawancara dirinya.
Dia bekerja mengembangkan berbagai produk Google, termasuk bagaimana desainnya. Dia berperan besar dalam perluncuran Gmail, Google Maps sampai Google News. Dia juga diberi kredit atas tinggi atas kesuksesan produk Google seperti Google Earth dan Google Doodle.
Pada tahun 2005, Mayer diangkat sebagai Vice President Google yang bertanggungjawab mengendalikan produk pepetaan raksasa internet tersebut. Meski sudah sukses besar, Marissa belum puas.
"Aku membantu membangun Google, namun aku tidak ingin beristirahat. Kukira apa yang menarik adalah sesuatu yang akan terjadi nanti," sebutnya.
5. Jadi bos Yahoo
"Saya telah mengalami waktu yang menakjubkan selama di Google. Namun ini (menerima pinangan Yahoo-red.) merupakan keputusan yang cukup mudah dan masuk akal. Yahoo merupakan salah satu brand terbaik di internet," katanya.
Pihak Google terkejut dengan kepindahan mendadak Marissa. Namun mereka berterima kasih terhadap jasa-jasa Marissa selama mengabdi di Google dan berdoa agar ia sukses menahkodai Yahoo.
"Sejak tiba di Google lebih dari 13 tahun lampau sebagai pegawai ke 20, Marissa adalah seorang juara tanpa kenal lelah bagi user kami. Dia berkontribusi pada pengembangan layanan pencarian, Geo, Local dan produk lain. Kami di Google akan merindukan bakatnya," kata CEO Google Larry Page.
6. Sedang hamil
Saat ini, Marissa sedang hamil anak pertamanya yang diperkirakan lahir pada Oktober mendatang. Meski sedang hamil, dia bertekad tetap bekerja keras di Yahoo.
Marissa pun memberi saran bagi para wanita yang ingin bekerja di dunia teknologi. Pada intinya, mereka tidak perlu ragu terjun ke dunia yang didominasi kaum pria ini.
"Aku menyukai teknologi dan aku tidak berpikir teknologi harus memisah-misahkan gender. Kupikir ada banyak kontribusi yang bisa diberikan oleh gender apapun," sebutnya.
"Satu hal yang sangat kuperhatikan adalah untuk menghapus stigma, untuk menunjukkan pada para wanita bahwa kalian bisa feminin, bisa menjadi apapun yang kalian inginkan, namun juga bisa menjadi sangat bagus di dunia teknologi," tukasnya.
0 komentar:
Posting Komentar