Minggu, 21 Oktober 2012

Perang Tablet: iPad vs Android vs Windows 8


Ilustrasi (beeze.de) Jakarta - Selama ini kita percaya bahwa suatu 'total war' adalah perang eksistensi, dimana pihak yang satu akan memusnahkan yang lain. Namun dalam persaingan antara developer tablet, hal ini sangat sukar terjadi. Mereka semua punya niche-nya masing-masing. Bagaimana dialektika antara Apple, Google, dan Microsoft di sini? Mari kita kaji.

iPad Sebagai Penguasa De facto

Pada awal 90-an, Apple sebenarnya sudah mencoba mempopulerkan Newton, yaitu sebuah tablet mini besutan mereka. Newton sudah berfungsi sebagaimana layaknya tablet jaman sekarang, bisa menjalankan organizer dan aplikasi lain.

Hanya saja, Newton lebih dioptimalkan untuk menggunakan stylus. Namun karena produk tersebut 'terlalu maju' dibanding jamannya, maka akhirnya Steve Jobs menghentikan proyek Newton untuk selamanya.

Akhirnya, iPad adalah suatu keberhasilan, yang tidak pernah bisa diraih oleh Newton. iPad merupakan tablet paling populer. Menurut beberapa review, perangkat ini menguasai pasar dunia sekitar 60-80 persen.

Padahal di awal-awal kemunculannya, banyak reviewer yang meragukan bahwa tablet akan menjadi suatu platform mainstream. Ternyata iPad akhirnya menjadi penguasa pasar di sebuah platform baru yang mulai menjadi mainstream.

Positioning Apple terhadap iPad sangatlah bagus, karena mereka memang menargetkan suatu daerah 'uncharted' antara high end iPhone dan low end Macbook. Di situlah iPad masuk.

iPad memiliki dukungan aplikasi yang sangat lengkap, mulai dari paket produktivitas sampai dengan game. Apple sudah memporting iWorks dan iLife dari platform Mac ke iPad. Aplikasi tersebut menjadi salah satu 'bahan bakar' bagi kesuksesan iPad, karena apa yang ditemukan pada Mac dapat dijalankan pada iPad juga.

Beredar foto di internet, yang menyajikan aplikasi Microsoft Office for iPad. Sampai sekarang, secara diplomatis Microsoft tidak mengkonfirmasi bahwa mereka sedang mengembangkan Office untuk iPad. Namun jika mereka melakukan itu, maka hal ini akan menjadikan iPad memiliki 'added value' yang akan dicintai fansnya.

Adapun baru beberapa hari yang lalu, Tim Cook -- CEO Apple -- mengeluarkan statement yang cukup kontroversial. Menurut Cook, tablet dan PC adalah produk berbeda sehingga harus memakai pendekatan berbeda pula. Pernyataan ini sangat 'buzzing' di telinga para kompetitor Apple, karena jelas mengkritik pendekatan mereka.

Memang, Apple menggunakan dua sistem operasi yang berbeda untuk iPod, iPhone, dan iPad, yaitu iOS. Sementara untuk Macintosh, mereka masih menggunakan Mac OS X.

Namun satu hal yang seyogyanya diperhatikan, Apple sudah sekian lama berusaha supaya interface iOS dan MacOS X menjadi konsisten satu sama lain. Pada versi terakhir MacOS X, yaitu Lion, banyak menggunakan application interface yang umum digunakan pada iPad.

Android Disukai Para Power User

Android menjadi 'raksasa' karena dukungan penuh dari berbagai manufaktur Hardware sejagad. Tidak mau kalah dengan iPad, Android pun juga dilimpahi berbagai dukungan aplikasi yang powerful. Termasuk komunitas Open Source yang sangat mencintai produk ini.

Android merupakan representasi komunitas Open Source dalam penetrasi tablet. Ini adalah sebuah strategi konsorsium Linux Foundation, yang menghadirkan Android pada platform tablet, sebagaimana juga mereka menghadirkan Linux pada PC dan Server.

Salah satu tablet Android yang pantas mendapat pujian adalah Samsung Galaxy Note. Berbeda dengan tablet lain, yang memiliki layar sangat besar, Galaxy Note memiliki ukuran antara sebuah tablet dan smartphone.

Positioning unik ini menjadikan Galaxy note mendarat pada sebuah niche baru. Galaxy Note adalah sebuah tablet yang seringan dan efisien smartphone -- ataupun sebuah smartphone -- yang memiliki fitur sama dengan sebuah tablet.

Ini adalah bukti bahwa Android, yang didukung komunitas open source, juga dapat menghasilkan suatu inovasi yang tak kalah dengan mereka yang proprietary.

Dukungan aplikasi dan fitur yang sangat berlimpah dari Google dan kolaboratornya akan memastikan bahwa power user dapat memuaskan kebutuhan mereka terhadap tablet tersebut.

Google adalah vendor IT yang termasuk paling siap dalam memasuki era cloud computing. Dan tablet Android adalah salah satu simpul penting Google untuk menguasai cloud computing secara global.

Samsung, HTC, LG, dan lainnya merupakan manufaktur hardware kelas wahid, yang tentu saja tidak bisa diremehkan oleh Apple. User mendapat keuntungan dalam menggunakan Android, karena dapat memilih hardware apapun yang mereka inginkan. Kustomisasi dalam perangkat keras inilah yang tampaknya sukar ditandingi vendor lain.

Windows 8 Memiliki Banyak Potensi

Sekarang, tablet Windows 7 sudah jamak ditemukan di pasaran. Acer, ViewSonic, Asus dan MSI misalnya, sudah merilis tablet Windows 7. Bahkan ada beberapa model yang bisa dipasang keyboard. Namun, gebrakan revolusioner sesungguhnya dari Microsoft akan ditunjukkan oleh tablet Windows 8.

Review terhadap produk beta tablet Windows 8 umumnya sangat positif. Reviewer terkesan dengan interface Metro yang sangat futuristik. Konon, sudah ada beberapa manufaktur yang berencana memproduksi tablet Windows 8, di antaranya Lenovo dan Samsung. Namun terbuka juga kemungkinan vendor lain seperti Acer, HP, Dell atau lainnya juga akan melakukannya.

Selama ini, Microsoft dituduh sebagai 'penjiplak' MacOS milik Apple. Namun dengan diperkenalkannya interface Metro, tuduhan tersebut menjadi sangat tidak berdasar. Metro adalah interface yang unik, dan sama sekali jauh persamaannya dari interface iOS dan MacOS milik Apple.

Bisa dibilang, Metro adalah eksperimen radikal Microsoft untuk mendesain ulang graphical user interface (GUI) sistim operasi Windows. Akhirnya Microsoft bisa kembali ke khittah engineering, dengan menghasilkan inovasi berkualitas.

Interface Metro, yang diperkenalkan di Windows phone, juga telah mendapatkan apresiasi positif dari user. Nokia Lumia, yang menggunakan OS Windows Phone, juga sangat disukai user, dan mulai banyak digunakan di seluruh dunia. Diharapkan, nantinya tablet Windows 8 juga mendapatkan apresiasi positif dari komunitas IT, seperti juga Windows Phone.

Developer Windows 8 sepertinya tidak mempedulikan statement Tim Cook. Mereka sudah sangat percaya bahwa konsistensi user interface antara PC dan tablet adalah masa depan dunia IT. Selama Microsoft konsisten pada khittah engineering, rasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Pada Akhirnya User yang Berpesta

Terlepas pada akhirnya user memilih yang mana, namun jelas bahwa penetrasi Apple, Google, dan Microsoft terhadap pasar tablet telah membuktikan bahwa ini adalah suatu niche yang sangat 'seksi'.

Sepuluh tahun yang lalu, tidak ada seorang pun yang membayangkan bahwa suatu area kosong di antara smartphone dan notebook pada akhirnya akan diisi oleh invasi tablet-tablet canggih ini.

Sekarang, tablet sudah dianggap suatu segmen yang harus digarap dengan sangat serius, seperti menggarap smartphone ataupun desktop/server/notebook. Namun apakah pada akhirnya tablet akan menggantikan peran notebook? Hal itu masih terlalu dini untuk diprediksi.

Bagaimanapun ada beberapa aplikasi yang memang lebih baik dijalankan, paling tidak pada notebook, terutama yang bersifat computation intensive seperti aplikasi scientific. Meski demikian, sudah banyak aplikasi yang awalnya hanya bisa dijalankan di notebook, sudah bisa running dengan baik di tablet.

Eksperimen Microsoft dengan beberapa vendor hardware, dengan menggabungkan fitur touch screen pada notebook, akan semakin mensamarkan perbedaan antara tablet dan notebook. iPad dan Tablet Android juga dapat disambung ke keyboard eksternal, sehingga 'look and feel' notebook masih dapat diperoleh.

Sudah jelas, walau banyak tumpang tindih kepentingan di sana sini, namun pada akhirnya ketiga produsen tersebut mendarat pada market yang berbeda.

Apple, seperti biasa, selalu dicintai oleh desainer, seniman, dan industri kreatif. Sementara Android selalu disukai oleh praktisi IT, hacker, dan software developer. Namun jangan dilupakan juga, 'cengkraman' Microsoft terhadap setiap urat nadi korporasi dunia masih sangatlah dominan.

Meski pemetaan pasar tidaklah sehitam putih penjelasan tersebut, namun setiap brand sudah ada fansnya tersendiri. Ditambah lagi, user dapat bersikap fleksibel dengan tawaran mereka. Dapat saja seorang user memiliki tablet iPad, kemudian diberikan tablet Windows 8 oleh kantornya, dan bergabung dengan komunitas Android.

Seorang 'hardcore' user akan dapat mengoptimasi setiap platform untuk kepentingannya sendiri, yang tentu sesuai dengan kebutuhannya juga.

Dengan demikian, user selalu menjadi pemenang dalam pertempuran raksasa tablet ini, karena mendapatkan 'price/performance' ratio yang terbaik dan dalam kapasitas mereka sebagai bagian komunitas peretas, akan mendapat kepuasan tanpa akhir dalam membongkar jeroan sistem mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates