Ilustrasi (Ist.) Jakarta
- Jika Anda ingin membeli produk, apakah Anda menggali informasi
terlebih dahulu melalui internet? Apa yang Anda dapatkan? Biasanya Anda
akan memperoleh testimoni pengguna produk yang memberikan referensi
baik/buruk di forum diskusi, blog, Facebook, Twitter atau media online
lainnya.
Setelah memperoleh informasi tersebut, Anda baru akan menentukan jenis produk yang diinginkan.
Dengan
semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia, maka sudah menjadi
hal yang biasa jika dalam mengambil keputusan kita seringkali
memanfaatkan informasi melalui media online.
Pernahkah Anda
mengetahui jika melalui percakapan di sosial media, kita dapat
mengetahui informasi di balik jutaan teks baik berupa kata dan juga
video?
Itu merupakan 'harta' tersembunyi yang jika kita mampu menganalisanya maka kita dapat memperoleh feedback secara real time
untuk menentukan kebijakan, meningkatkan keselamatan publik,
meningkatkan hubungan warga negara dan mendukung penelitian sosiologi
yang penting.
Pemerintah juga dapat menganalisa percakapan di
media sosial mengenai sentimen yang memiliki tone positif dan negatif
mengenai rencana kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik,
sarana tranportasi umum, dan kebijakan lainnya. Pemerintah dapat
memperoleh informasi berharga agar dapat mengurangi efek negatif dari
kebijakan yang akan dilakukan.
Kemampuan untuk mengumpulkan dan
menganalisa percakapan di sosial media kurun waktu tertentu dari
Facebook, Twitter, YouTube, forum diskusi, blog dan media online lainnya
dapat dilakukan dengan Sosial Media Analytics.
Bagi pengambil
kebijakan, mereka dapat memperoleh jawaban tentang strategi yang tepat
untuk mengatasi permasalahan, implementasi kebijakan, dan juga kegiatan
pelayanan masyarakat.
Pada saat ini, masyarakat sudah terbiasa
mengekspresikan komentar dan sentimen tentang pekerjaan, transportasi,
biaya hidup dan hal lain yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Jika
kita dapat mengumpulkan komentar masyarakat, maka kita akan banyak
menemukan hubungan komentar tersebut dengan berbagai peristiwa yang
terjadi.
Sebagai contoh, United Nations Global Pulse telah
mempelajari bahwa obrolan dan sentimen pembicaraan dalam sosial media
dapat memberikan peringatan sebelum jumlah pengangguran meningkat dan
menginformasikan pembuat kebijakan tentang akibat yang mungkin terjadi.
Infografik yang menunjukkan beberapa indikator meningkatnya pengangguran
Fitur Penting di Sosial Media Analytics
Terdapat
beberapa fitur penting yang perlu dimiliki Social Media Analytics. Di
antara fitur tersebut antara lain data integration dan penyimpanan untuk
menangkap seluruh percakapan di media online.
Fitur kedua, data
dan text mining, pengguna dapat menentukan kategori topik, sentimen,
tone dan taksonomi berdasarkan tujuan organisasi. Fitur selanjutnya,
social media analytics workbench untuk menginterpretasikan bagaimana
sentimen diterapkan pada tiap dokumen dan menyediakan pandangan dalam
kategorisasi sentimen dan content dalam document viewer.
Fitur
keempat, portal media intelligence yang menyediakan dashboard laporan
atas hasil analisa sosial media yang di dalamnya juga terdapat tracking
lintas channel -- seperti Facebook pages, Twitter accounts, YouTube
channels dan Flickr group pages -- menggunakan social scorecards.
Screenshot dashboard dalam Social Media Analytics
Fitur
kelima, dalam Social Media Analytics juga terdapat Conversation Center
yang memungkinkan Anda dapat berinteraksi dengan pelanggan melalui
sosial media dan mengetahui prioritas pesan yang sesuai dengan sentimen
dan pengaruhnya, bukan sakedar kata kunci saja.
Dalam Social
Media Analytics juga dapat tersedia dalam interface perangkat mobile
untuk menampilkan laporan sentimen, site lima besar berdasarkan volume,
influencer lima besar, daftar topik, dan tren sosial, aplikasi Twitter
secara riil time, dan buzz di Twitter pada topik yang terkategorisasi.
Untuk
mendukung analisa, kemampuan mesin untuk mengetahui berbagai bahasa
juga menjadi sangat penting. Sebaiknya, Social Media Analytics yang baik
mendukung beberapa bahasa antara lain Arab, China, Ceko, Denmark,
Belanda, Inggris (US/UK), Persia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani,
Ibrani, Hongaria, Indonesia, Itali, Jepang, Korea, Norwegia, Polandia,
Portugis, Rumania, Rusia, Slovakia, Spanyol, Swedia, Thailand, Turki dan
Vietnam.
Bahasa ibu tempat Social Media Analytics digunakan
tentunya harus dimiliki namun tambahan bahasa lainnya diperlukan untuk
mendukung kemampuan analytics jika ada percakapan yang menggunakan
bahasa lain atau organisasi yang memiliki layanan di berbagai negara.
Minggu, 21 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar