Minggu, 25 November 2012

Blokir Pornografi Habiskan Biaya Ratusan Juta Rupiah










Jakarta - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengaku tak main-main dalam upayanya memberangus konten negatif di internet. Mereka bahkan rela merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah.

Hal itu dipaparkan oleh Sammy Pangerapan, Ketua Umum APJII di JW Marriot Hotel. "Untuk filtering tersebut APJII bekerjasama dengan Yayasan Nawala Nusantara. Kami menyediakan infrastrukturnya, namun mereka yang mengelola," jelas Sammy.

Ada pun infrastruktur yang dimaksud Sammy adalah, penyediaan 5 unit server senilai USD 58.000 (Rp 547 juta) yang ditempatkan pada Indonesia Internet Exchange sebagai pusat lalu lintas data pengguna APJII. Itu belum termasuk biaya operasional yang wajib dibayarkan setiap bulannya.

"Memang ada fee-nya, tapi saya tidak bisa sebutkan berapa," imbuh Sammy.

Biaya operasinal tersebut adalah kompensasi untuk pihak Nawala yang bertanggung jawab dalam hal operasional. Mulai dari mekanisme penyaringan, maintenance, hingga update database untuk memblokir semua domain yang tidak sesuai.

DNS Nawala yang dikelola oleh Yayasan Nawala Nusantara memang sudah digunakan oleh sejumlah perusahaan besar untuk melakukan penyaringnya, salah satunya Research In Motion (RIM) untuk melakukan filtering pada perangkat BlackBery di Indonesia.

Hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan APJII untuk membuat server terpisah dan rela mengucurkan ratusan juta rupiah, agar lalu lintas data mereka tidak bercampur aduk dengan pihak lainnya yang ikut menggunakan Nawala. Apalagi DNS ini juga bisa digunakan oleh siapa saja secara bebas.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates